Sabtu, 24 April 2021

IMPLEMENTASI CONTINUOUS IMPROVEMENT UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU


Pendidikan memiliki peran yang sangat penting untuk meningkatkan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan bisa bersanding bahkan bersaing dengan negara maju, maka dibutuhkan guru yang profesional untuk menjadi penentu keberhasilan pendidikan. Guru perlu diberi pembinaan, dikembangkan, dan diberi penghargaan yang layak sesuai dengan tuntutan visi, misi, dan tugasnya. Hal ini sangat penting, terutama apabila dikaitkan dengan hasil-hasil penelitian yang menunjukkan bahwa guru memiliki peran yang sangat strategis dalam menentukan keberhasilan pendidikan, meningkatkan kualitas pembelajaran, dan membentuk kompetensi peserta didik (Mulyasa, 2008).

Untuk dapat melaksanakan peran dalam memberikan ilmu kepada orang lain, yang mana guru bukan hanya mengajar dan melatih akan tetapi juga mendidik, maka guru harus memiliki modal dasar dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya. Modal dasar ini disebut dengan kompetensi yang meliputi kompetensi personal, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial (Roqib & Nurfuadi, 2011). Kompetensi guru merupakan gabungan antara kemampuan keilmuan, personal, teknologi, spiritual, dan sosial yang membentuk kompetensi standar profesi guru, yang terdiri dari pemahaman terhadap peserta didik, penguasaan materi, pembelajaran yang mendidik, serta pengembangan pribadi dan profesionalisme (Mulyasa, 2008).

Guna meningkatkan kompetensi guru, perlu adanya Continuous Improvement sehingga terciptanya sekolah yang berkualitas, unggul, dan mendapatkan sambutan positif dari masyarakat. Upaya meningkatkan kompetensi guru perlu dilakukan secara terus-menerus, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Hal ini dikarenakan pada era globlisasi banyak persaingan mutu yang menuntut semua pihak dalam berbagi sektor pembangunan untuk selalu meningkatkan kompetensinya (Muslimin, 2017).

Continuous Improvement merupakan konsep tentang perbaikan atau peningkatan diri secara terus-menerus yang mendapatkan perhatian penuh, karena hal ini telah menjadi bagian dari karakteristik persaingan global agar berhasil memajukan produksi barang, layanan jasa dan kualitas proses dalam perusahaan. Perbaikan mutu tidak sukses begitu saja, tapi distrategikan secara sesistematis mungkin fase demi fase, supaya suatu keorganisasian mampu melakukan sebuah perbaikan besar, berkesinambungan, sehingga organisasi harus terstruktur dengan tepat (Rusdi, 2018).

Pembelajaran merupakan elemen penting dalam Continuous Improvement. Pembelajaran memberikan dasar rasional untuk bertindak. Tingkat dan luasnya Continuous Improvement dapat ditingkatkan dengan membuat perbaikan proses dan sistem. Sistem tersebut harus mendukung pengembangan keterampilan dan pengetahuan anggota organisasi dalam melakukan perbaikan (Muslimi, 2017).

Penerapan strategi Continuous Improvement dalam dunia pendidikan (pembelajaran di aekolah) memenuhi karakteristik sebagai berikut: kebutuhan proses belajar yang terus menerus dari waktu ke waktu, semua orang dalam organisasi harus menjadi peserta, gagasan dapat datang dari siapapun dalam organisasi, terus mencari peluang baru, memberdayakan orang untuk melakukan eksperimen. Dengan karakeristik tersebut, maka strategi penerapan Continuous Improvement dalam pembelajaran di sekolah dapat dibuat secara lebih jelas (Muslimin, 2017).

Menurut Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana (2003), terdapat beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam merancang Continuous Improvement. Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam merancang Continuous Improvement antara lain: pendidikan, tanggung jawab yang jelas, teladan manajer perbaikan diidentifikasikan sebagai strategi yang penting, metode sistematis untuk perbaikan, identifikasi dan prioritas tindakan perbaikan, pelatihan, identifikasi hambatan perbaikan review terhadap perbaikan, mekanisme untuk membagi pembelajaran, dan pembelajaran sistematis siklus PDSA (Plan-Do- StudyAct).

 

Daftar Pustaka

Mulyasa, E. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Muslimin. 2017. Implementasi Continuous Improvement Sebagai Upaya Peningkatan Kompetensi Guru SDIT Mutiara Hati Purwareja Klampok Banjarnegara. Tesis. Purwokerto: Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Purwokerto.

Roqib, M. & Nurfuadi. 2011. Kepribadian Guru Upaya Mengembangkan Kepribadain Guru yang Sehat di Masa Depan. Purwokerto: STAIN Press.

Rusdi. 2018. Continues Improvement Sebagai Upaya dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Pedesaan. Al-tanzim: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 2 (2), 150-160. Dari https://ejournal.unuja.ac.id/index.php/al-tanzim/article/view/396.

Tjiptono, F. & Diana, A. 2003. Total Quality Management (TQM). Jogjakarta: Andi Offset.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PENTINGNYA PENGEMBANGAN SOAL HIGH ORDER THINKING SKILLS (HOTS) DALAM PEMBELAJARAN FISIKA

Kurikulum 2013 versi 2016 yang berlaku di Indonesia saat ini meminta guru untuk melaksanakan pembelajaran yang dapat mempengaruhi siswa untu...