Selasa, 30 Maret 2021

PENTINGNYA PENDEKATAN SCIENCE, TECHNOLOGY, ENGINEERING, DAN MATHEMATIC (STEM) DALAM PEMBELAJARAN FISIKA


Perkembangan ilmu teknologi dan informasi saat ini sudah semakin pesat. Bangsa yang akan mengalami kemajuan terlebih dahulu adalah bangsa yang dapat berinovasi untuk menciptakan produk-produk teknologi. Hal itu akan mungkin dapat terwujud apabila bangsa tersebut menguasai ilmu pengetahuan teknologi (IPTEK). Indonesia sebagai negara yang besar dengan kekayaan sumber daya manusia (SDM) dan sumber daya alam (SDA) yang melimpah, sudah sepatutnya menjadi bangsa yang ikut serta berperan dalam memainkan perkembangan tersebut (Kaniawati, dkk., 2015).

Dalam rangka memajukan bangsa Indonesia di bidang teknologi, maka memasukkan teknologi pada bidang Pendidikan juga diperlukan karena generasi muda merupakan sosok yang menjadi harapan untuk memajukan bangsa. Indonesia dapat menyesuaikan pola pendidikan dengan memasukan pendekatan Science, Technology, Engineering and Mathematic (STEM) dalam pembelajaran di sekolah supaya dapat memunculkan minat siswa untuk menyukai dan menguasai sains, teknologi, rekayasa dan matematika (Kaniawati, dkk., 2015).

Pembelajaran dengan pendekatan STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) adalah pembelajaran yang tepat diterapkan sesuai dengan perkembangan abad 21. Pendekatan STEM merupakan alat supaya dapat mengembangkan pola pikir dan mengasah pemikiran kritis siswa. Meskipun pendekatan STEM lebih difokuskan pada ilmu eksakta, tetapi pendekatan ini tidak menngesampingkan unsur sosialnya (Ihsanul, 2015). Pendekatan STEM merupakan suatu metode pembelajaran yang menggunakan pendekatan antar ilmu dan pengaplikasiannya didampingi dengan pembelajaran yang aktif berbasis permasalahan (Nenny, 2015).

Pembelajaran dengan pendekatan STEM akan mengitegrasikan keempat komponennya dengan memfokuskan pada pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Melalui pembelajaran dengan pendekatan STEM, proses pembelajaran akan melalui praktik dan penerapan konten dasar STEM pada situasi yang sesuai dengan kehidupan nyata, yang mana tidak hanya membahas ilmu pengatahuan saja, namun juga mengkaitkannya dengan teknologi, Teknik, dan matematika (Bybee, 2013). Dalam hal ini, bisa juga digunakan dalam pembelajaran fisika yang dikaitkan dengan teknologi, teknik, dan matematika dalam pemecahan masalah sesuai kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran fisika dengan pendekatan STEM terdiri dari: (1) Aspek sains, yaitu menggunakan pengetahuan dan keterampilan proses sains guna memahami dan memanipulasi gejala alam (Hannover, 2011); (2) Aspek teknologi, yaitu menggunakan teknologi guna mengetahui bagaimana teknologi dapat dikembangkan dan teknologi dapat digunakan untuk memudahkan kerja manusia; (3) Aspek teknik, yaitu mengoperasikan, merangkai atau mendesain dengan berpacu pada teknologi dan sains (Bligh, 2015); dan (4) aspek matematika, yaitu untuk menyelesaikan masalah, menganalisis, membuktikan, mengiterpretasikan solusi dari data dan hasil perhitungan.

Penerapan pendekatan STEM dalam kegiatan pembelajaran fisika terdiri dari 4C yaitu creativity, critical thinking, collaboration, dan communication, sehingga melalui pendekatan ini siswa bisa menemukan solusi inovatif dari masalah yang dihadapi secara nyata dan dapat menyampaikan solusi tersebut dengan baik (Beers, 2011). Pembelajaran fisika menggunakan pendekatan STEM bisa membantu siswa dalam memecahkan masalah dan menarik kesimpulan dari pembelajaran sebelumnya dengan mengaplikasikannya melalui sains, teknologi, teknik dan matematika (Lou, dll., 2017). Keadaan ini dapat menjadikan siswa untuk mendapatkan pengetahuan yang lengkap, lebih terampil dalam menangani masalah kehidupan nyata dan mengembangkan cara berpikir kritis siswa.

Praktek Teknik dan sains dalam pendekatan STEM dibagi menjadi 8 komponen yang dapat dipilih dalam memecahkan permasalahan dalam pembelajaran (Evans, 2011). Kedelapan komponen tersebut terdiri dari, membuat pertanyaan dan mendefinisikan masalah, mengembangkan dan menggunakan model, merencanakan dan melakukan investigasi, menganalisis dan mengintepretasikan data, menggunakan pemikiran matematika dan komputasi, mengkonstruksi penjelasan dan merancang solusi, pelibatan dalam argumentasi dan pembuktian, serta mengumpulkan, mengevaluasi, dan mengkomunikasikan informasi. Pemilihan komponen yang digunakan dalam pembelajaran tergantung pada keterampilan yang ingin dikembangkan kepada siswa dan masalah yang ingin dipecahkan.

Pendekatan STEM merupakan suatu disiplin ilmu yang saling berkaitan erat satu dengan yang lain. Sains memerlukan matematika sebagai alat dalam mengolah data, sedangkan teknologi dan teknik merupakan aplikasi dari sains. Pendekatan STEM dalam pembelajaran fisika diharapkan mampu menghasilkan pembelajaran yang bermakna bagi siswa melalui integrasi konsep, pengetahuan, dan keterampilan secara sistematis. Beberapa manfaat dari pendekatan STEM membuat siswa dapat memecahkan masalah menjadi lebih baik, inventors, inovator, pemikir logis, mandiri, dan literasi teknologi (Stohlmann, dkk., 2012). Melalui pendekatan STEM, siswa akan mempunyai memiliki teknologi dan sains yang nampak dari membaca, mengamati, menulis, dan melakukan sains sehingga bisa dijadikan bekal untuk hidup bermasyarakat dan memecahkan permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan aspek STEM (Mayasari, dkk., 2014).

 

Daftar Pustaka

Beers, S. Z. 2011. 21st Century Skills: Preparing for Their Future. London: ASD Author.

Bligh, A. 2015. Towards a 10-Year Plan for Science, Technology, Engineering and Mathematics (STEM) Education and Skills in Queensland. Queensland: Department of Education, Training and the Arts.

Bybee, R. W. 2013. The Case for STEM Education: Challenges and Opportunities. Arlington- Virginia: National Science Teachers Association Press.

Evans, D. 2018. Science and Engineering Practices. National Science Teachers Association (online). (https://ngss.nsta.org/PracticesFull.aspx). diakses 30 Maret 2021.

Hannover, R. 2011. Successful K-12 STEM Education: Identifying Effective Approaches in Science, Technology, Engineering, and Mathematics. Washington DC: National Academies Press.

Kaniawati, D. S., Kaniawati, I., & Suwarma, I. R. 2015. Study Literasi Pengaruh Pengintegrasian Pendekatan STEM Dalam Learning Cycle 5E Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa pada Pembelajaran Fisika. Seminar Nasional Fisika (SINAFI) 2015. Bandung: Departemen Pendidikan Fisika FPMIPA UPI. Dari https://www.researchgate.net/profile/Muhamad-Nugraha/publication/308163493_Upaya_Meningkatkan_Aktivitas_Dan_Hasil_Belajar_Siswa_Melalui_Model_Kooperatif_Tipe_STAD_Pada_Getaran_Dan_Gelombang_Di_Kelas_VIII_F_SMPN_36_Bandung/links/57dbb61d08ae4e6f1843df7e/Upaya-Meningkatkan-Aktivitas-Dan-Hasil-Belajar-Siswa-Melalui-Model-Kooperatif-Tipe-STAD-Pada-Getaran-Dan-Gelombang-Di-Kelas-VIII-F-SMPN-36-Bandung.pdf#page=47.

Lou., Shi-Jer., Chou, Y., Shih, R., & Chung, C. 2017. A Study of Creativity in CaC2 Steamship-derived STEM Project-based Learning. EURASIA Journal of Mathematics Science and Technology Education, 13 (6), 2387- 2404. Dari https://www.ejmste.com/article/a-study-of-creativity-in-cac2-steamship-derived-stem-project-based-learning-4776.

Mayasari, T., Kadorahman, A., & Rusdiana, D. 2014. Pengaruh Pembelajaran Terintegrasi Science, Technology, Engineering, and Mathemathics (STEM) pada Hasil Belajar Peserta Didik: Studi Meta Analisis. Prosiding Semnas Pensa VI “Peran Literasi Sains”, 371-377. Surabaya: UNESA.

Stohlmann, M., Moore, T. J., & Roehrig, G. H. 2012. Considerations for Teaching Integrated STEM Education. Journal of Pre-College Engineering Education Research (J-PEER), 2 (2), 1–28. Dari https://docs.lib.purdue.edu/jpeer/vol2/iss1/4/.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PENTINGNYA PENGEMBANGAN SOAL HIGH ORDER THINKING SKILLS (HOTS) DALAM PEMBELAJARAN FISIKA

Kurikulum 2013 versi 2016 yang berlaku di Indonesia saat ini meminta guru untuk melaksanakan pembelajaran yang dapat mempengaruhi siswa untu...