Selasa, 11 Mei 2021

PENTINGNYA PENGEMBANGAN SOAL HIGH ORDER THINKING SKILLS (HOTS) DALAM PEMBELAJARAN FISIKA


Kurikulum 2013 versi 2016 yang berlaku di Indonesia saat ini meminta guru untuk melaksanakan pembelajaran yang dapat mempengaruhi siswa untuk berpikir kritis dan mempunyai keterampilan berpikir tingkat tinggi (high order thinking skills atau HOTS) (Husnawati, dkk., 2019). Kompetensi Inti Pengetahuan Kurikulum 2013 menjelaskan bahwa peserta didik diharapkan mampu memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan. Begitupun juga pada Kompetensi Inti Keterampilan peserta didik diharapkan mampu mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan (Malik, dkk., 2015).

Salah satu tugas yang penting dilakukan oleh guru adalah mengembangkan instrumen penilaian. Proses pembelajaran yang baik akan tercermin dari penilaian hasil belajar yang dilakukan dengan menggunakan instrumen penilaian yang tepat dan sesuai dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang telah ditetapkan (Siswoyo & Sunaryo, 2017). Dalam hal ini, pengembangan soal HOTS sangat diperlukan dalam suatu pembelajaran untuk melatih siswa berpikir kritis, tak terkecuali juga dalam pembelajaran fisika.

Menurut Efendi (2010), berdasarkan hasil TIMSS diperoleh kesimpulan sebagai berikut: (1) rata-rata pencapaian fisika siswa Indonesia yang ditinjau dari aspek kognitif masih rendah; (2) kecenderungan pencapaian fisika siswa Indonesia selalu menurun pada setiap aspek kognitif. Salah satu faktor yang menyebabkan kemampuan berpikir siswa masih rendah adalah kurang terlatihnya siswa Indonesia dalam meyelesaikan tes atau soal yang menuntut adanya analisis, evaluasi, dan kreativitas. Soal-soal yang mempunyai karakteristik tersebut adalah soal-soal untuk mengukur HOTS (Dewi & Riandi, 2016).

Peningkatan HOTS merupakan salah satu prioritas dalam pembelajaran sains dalam sekolah. Pengajaran HOTS dilandasi dua filosofi: harus ada materi atau pelajaran khusus tentang berfikir dan mengintegrasikan kegiatan berfikir ke dalam pembelajaran fisika. Dengan demikian, keterampilan berfikir terutama HOTS perlu dikembangkan dan menjadi bagian dari pelajaran fisika sehari-hari. Dengan pendekatan ini, keterampilan berfikir dapat dikembangkan dengan cara membantu siswa dalam memecahkan permasalahan menjadi lebih baik. Oleh sebab itu, guru harus menyediakan masalah (soal) yang memungkinkan peserta didik mengunakan HOTS (Pratama & Istiyono, 2015).

High Order Thinking Skills (HOTS) adalah konsep reformasi pendidikan berdasarkan taksonomi bloom. Idenya adalah bahwa beberapa jenis pembelajaran memerlukan pengolahan lebih kognitif daripada yang lain, tetapi juga memiliki manfaat yang lebih umum (Siswoyo & Sunaryo, 2017).  Dalam taksonomi Bloom (Anderson & Krathwohl, 2001) keterampilan analisis, evaluasi dan sintesis merupakan tingkat berpikir yang lebih tinggi, yang mana memerlukan pembelajaran dan metode pengajaran yang berbeda daripada sekedar belajar fakta-fakta dan konsep. Berpikir tingkat tinggi (HOTS) melibatkan keterampilan menilai yang kompleks, misalnya berpikir kritis dan pemecahan masalah.

Soal HOTS memiliki hubungan yang sangat erat dengan berpikir kritis. Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat esensial dalam segala aspek kehidupan, termasuk juga di bidang Pendidikan (Husnawati, dkk., 2019). Menurut Yee, dkk (2011), berpikir tingkat tinggi dikategorikan sebagai berpikir yang non algoritmik, bermakna, kompleks, menghasilkan banyak solusi, sukar, sarat dugaan, tidak pasti, dan memiliki banyak kriteria.

Kemampuan berpikir tingkat tinggi mendorong seseorang untuk dapat menerapkan informasi baru atau pengetahuan sebelumnya dan memanipulasi informasi untuk menjangkau kemungkinan jawaban dalam situasi baru (Heong, dkk., 2011). Menurut taksonomi Bloom yang telah direvisi, proses kognitif terbagi menjadi kemampuan berpikir tingkat rendah meliputi kemampuan mengingat, memahami, dan menerapkan, sedangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi meliputi kemampuan menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan (Anderson & Krathwohl, 2001).

Berdasarkan pemaparan di atas, maka dapat diketahui bahwa melalui pengembangan soal-soal HOTS diharapkan para pendidik dapat mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa dengan tepat dan dapat melatih siswa dengan soal-soal HOTS, sehingga dapat meningkatkan kualitas Pendidikan di Indonesia, khususnya pada kemampuan berpikir tingkat tinggi.

 

Daftar Pustaka

Anderson, L. W. & Krathwohl, D. R. 2001. A Taxonomy of Learning, Teaching, and Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives. New York: Longman.

Dewi, N. & Riandi, R. 2016. Analisis Kemampuan Berpikir Kompleks Siswa Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Mind Mapping. Jurnal EduSains, 8 (1), 98-107. Dari http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/edusains/article/view/1805.

Efendi, R. 2010. Kemampuan Fisika Siswa Indonesia dalam TIMSS. Prosiding Seminar Nasional Fisika 2010. ISBN: 978-979-98010-6-7.

Heong, Y. M., Othman, W.D., Yunos, M. D. J., Kiong, T.T., Hassan, R., & Mohamad, M. M. 2011. The Level of Marzano Higher Order Thinking Skills Among Technical Education Students. International Journal of Social and Humanity, 1 (2), 121-125. Dari https://www.semanticscholar.org/paper/The-Level-of-Marzano-Higher-Order-Thinking-Skills-Heong-Othman/6e5a76e3994e6a23df6c3296dd9d9c940d1198b7?p2df.

Husnawati, A., Hartono., & Masturi. 2019. Pengembangan Soal Higher Order Thinking Skill (HOTS) Fisika Kelas VIII SMP Materi Gerak Pada Benda. Unnes Physics Education Journal, 8 (2), 134-140. Dari https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej/article/view/33320.

Malik, A., Ertikanto, C., & Suyatna, A. 2015. Deskripsi Kebutuhan HOTS Assessment Pada Pembelajaran Fisika dengan Metode Inkuiri Terbimbing. Prosiding Seminar Nasional Fisika (E-Journal) SNF2015, 4, 4. Dari http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/prosidingsnf/article/view/5011.

Pratama, N. S. & Istiyono, E. 2015. Studi Pelaksanaan Pembelajaran Fisika Berbasis Higher Order Thinking (Hots) pada Kelas X di SMA Negeri Kota Yogyakarta. Prosiding Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika (SNFPF) Ke-6 2015, 6 (1), 104-112. Dari https://www.neliti.com/publications/172905/studi-pelaksanaan-pembelajaran-fisika-berbasis-higher-order-thinking-hots-pada-k.

Siswoyo. & Sunaryo. 2017. High Order Thinking Skills: Analisis Soal dan Implementasinya dalam Pembelajaran Fisika di Sekolah Menengah Atas. Jurnal Penelitian & Pengembangan Pendidikan Fisika, 3 (1), 11-20. Dari http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jpppf/article/view/2498.

Yee, M. H., Othman, W., Yunos, M. D. J., Tee, T. K., Hassan, R., & Mohamad, M. M. 2011. The Level of Marzano Higher Order Thinking Skills among Technical Education Students. International Journal of Social Science and Humanity, 1 (2), 121-125. Dari http://merr.utm.my/1589/.


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PENTINGNYA PENGEMBANGAN SOAL HIGH ORDER THINKING SKILLS (HOTS) DALAM PEMBELAJARAN FISIKA

Kurikulum 2013 versi 2016 yang berlaku di Indonesia saat ini meminta guru untuk melaksanakan pembelajaran yang dapat mempengaruhi siswa untu...