Selasa, 23 Maret 2021

KEEFEKTIFAN MODEL COLLABORATIVE LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA


Pada suatu proses pembelajaran, siswa memiliki peran yang penting peranan untuk dapat menentukan keberhasilan siswa dalam mempelajari sesuatu yang dipelajari. dalam menentukan teknik pembelajaran yang diterapkan dalam suatu pembelajaran harus disesuaikan dengan, materi yang akan diajarkan, kondisi, dan sedapat mungkin teknik pembelajaran tersebut dapat meningkatkan keikutsertaan siswa dalam kegiatan pembelajaran, sehingga dapat mencapai kompetensi yang telah ditentukan dengan menggali potensi yang ada pada diri siswa. Adanya penggunaan model pembelajaran yang tepat merupakan alternatif untuk mengatasi permasalahan rendahnya hasil belajar siswa terhadap suatu materi pelajaran, khususnya materi fisika. Adanya model pembelajaran yang tepat akan dapat meningkatkan mutu pengajaran. Penerapan model pembelajaran harus ditinjau dari segi kecocokan, keefisienan, dan keefektifan dengan karakteristik dari materi pelajaran dan siswa. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan dalam suatu proses pembelajaran, khususnya pembelajaran fisika adalah model Collaborative Learning (Ayuna, dkk., 2015).

Berdasarkan penelitian Sumarli (2014), menunjukkan bahwa pada pelaksanaan proses pembelajaran di kelas masih sering ditemukan banyaknya siswa yang tidak aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal ini yang menyebabkan ilmu yang disampaikan oleh guru tidak merata dan juga guru mengalami kesulitan dalam melakukan penilaian kepada siswa di dalam kelas. Rendahnya hasil belajar siswa dalam suatu proses pembelajaran diakibatkan oleh beberapa faktor, baik dari guru atau siswa. Model Collaborative Learning bisa digunakan untuk mengembangkan cara berfikir siswa secara berkelompok maupun individual, sehingga hasil pembelajaran siswa dapat mengalami perubahan (Endah, dkk., 2012).

Pelaksanaan model Collaborative Learning yang dipadukan dengan metode tutor sebaya merupakan salah satu usaha yang bisa dilakukan oleh guru dalam memperbaharui, memperbaiki, dan membantu siswa untuk dapat memahami konsep fisika. Melalui metode tutor sebaya diharapkan siswa dapat mengajarkan kepada temannya dengan konsep fisika yang dipelajarinya. Model Collaborative Learning yang dipadukan dengan metode tutor sebaya ini berdasarkan pada proses aktivitas social dan pengembangan pengetahuan, yang mana siswa perlu untuk mempraktikkannya. Disini, siswa bukanlah hanya pendengar dan penonton yang pasif, namun siswa disini harus terlibat aktif dalam pembelajaran supaya ilmu yang didapat terserap dengan lebih baik (Zulfira, dkk., 2016).

Model Collaborative Learning adalah salah satu model pembelajaran inovatif yang berpusat pada siswa. Model Collaborative Learning ini diharapkan dapat meningkatkan keaktifan, kreativitas siswa, dan interaksi sosial siswa pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung. Model Collaborative Learning didasarkan pada asumsi-asumsi tentang proses belajar siswa sebagai berikut: (Purnamawati & Jaya, 2016).

1.        Belajar itu konstruktif dan aktif. Untuk dapat mempelajari bahan pembelajaran, siswa harus ikut serta terlibat secara aktif dengan bahan pembelajaran tersebut. Siswa perlu mengintegrasikan bahan pembelajaran dengan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya;

2.        Siswa dari berbagai latar belakang. Setiap siswa memiliki perbedaan dalam banyak hal, seperti latar belakang, pengalaman, gaya belajar, dan aspirasi. Perbedaan-perbedaan itu harus diterima dan diakui dalam suatu kegiatan kerja sama dan bahkan diperlukan dalam meningkatkan mutu pencapaian hasil belajar sisiwa dalam suatu proses pembelajaran;

3.        Belajar itu bergantung pada konteks. Kegiatan pembelajaran tentunya menghadapkan siswa pada tugas atau masalah yang menantang terkait dengan konteks yang telah dikenal siswa. Siswa akan terlibat langsung dalam menyelesaikan tugas ataupun dalam memecahkan masalah tersebut;

4.        Belajar itu bersifat sosial. Proses belajar merupakan suatu proses interaksi sosial yang mana didalamnya siswa akan membangun makna yang diterima bersama kelompoknya. Model Collaborative Learning merupakan model pembelajaran dimana setiap siswa dengan variasi yang bertingkat akan bekerja sama dalam suatu kelompok kecil dengan mengarah pada satu tujuan. Dalam kelompok ini, siswa akan saling membantu antara satu dengan yang lain. Jadi, situasi belajar kolaboratif terdapat unsur ketergantungan yang positif untuk mencapai kesuksesan.

Berikut ini terdapat langkah-langkah dalam Collaborative Learning: (Suryani, 2010)

1.      Siswa dalam suatu kelompok menetapkan tujuan belajar dan membagi tugasnya sendiri-sendiri.

2.      Semua siswa dalam kelompok harus membaca, menulis, dan berdiskusi.

3.      Kelompok kolaboratif bekerja secara bersinergi mengidentifikasi, meneliti, mendemonstrasikan, memformulasikan, dan menganalisis jawaban-jawaban tugas atau permasalahan dalam LKS atau permasalahan yang ditemukan sendiri.

4.      Setelah kelompok kolaboratif menyepakati hasil dari pemecahan masalah, maka setiap siswa menulis laporan secara mandiri dengan lengkap.

5.      Guru menunjuk salah satu kelompok secara acak (diupayakan supaya semua kelompok dapat giliran ke depan) untuk melakukan presentasi hasil diskusi kelompok kolaboratif di depan kelas. Untuk siswa di kelompok lain tugasnya adalah mengamati, membandingkan, dan mencermati hasil presentasi tersebut, kemudian menanggapi. Kegiatan ini dilakukan kurang lebih selama 20-30 menit.

6.      Setiap siswa dalam kelompok kolaboratif melakukan elaborasi, inferensi, dan revisi (bila diperlukan) pada laporan yang akan dikumpulkan.

7.      Laporan setiap siswa terhadap tugas-tugas yang telah dikumpulkan disusun perkelompok kolaboratif.

8.      Laporan siswa dikoreksi, dikomentari, dinilai, dan dikembalikan pada pertemuan berikutnya, yang selanjutnya didiskusikan dengan siswa.

Berdasakan penelitian Ayuna, dkk. (2015), menunjukkan bahwa hasil belajar Fisika yang diperoleh peserta didik kelas VII SMP Negeri 1 Sungguminasa setelah menggunakan model Collaborative Learning telah berada pada kategori tinggi yang dilihat dari skor rata-rata yang dicapai serta ketuntasan belajarnya. Jika siswa dalam proses pembelajaran menggunakan model Collaborative Learning, siswa akan menjadi termotivasi untuk mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan. Selanjutnya, penelitian dari Zulfira, dkk. (2016), menunjukkan bahwa terdapat pengaruh hasil belajar fisika siswa dengan menggunakan model Collaborative Learning yang dipadu dengan metode tutor sebaya terhadap hasil belajar siswa. Model ini memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan menggunakan metode Scientific. Berdasarkan hasil-hasil penelitian tersebut, artinya model Collaborative Learning efektif digunakan dalam pembelajaran fisika untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

 

Daftar Pustaka

Ayuna, Azis, A., & Khaeruddin. 2015. Penerapan Strategi Collaborative Learning dalam Pembelajaran Fisika Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VII H SMP Negeri 1 Sungguminasa. Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar, 3 (1), 48-55. Dari https://www.neliti.com/publications/122225/penerapan-strategi-collaborative-learning-dalam-pembelajaran-fisika-terhadap-has.

Endah, Trapsilo, & Supriadi. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Kolaboratif dengan Media Sederhana pada Pembelajaran Fisika di SMP. 1 (2). Dari http://journallibrary.unej.ac.id/client/en_US/default/search/asset/488.

Purnamawati, & Jaya, H. 2016. Pengembangan Model Pembelajaran Kolaboratif Melalui Pendekatan CSCL (Computer Supported Collaborative Learning) pada Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar. Jurnal Media Komunikasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, 3 (2), 167–186. Dari https://ojs.unm.ac.id/mkpk/article/view/2609.

Sumarli, E. M. 2014. Model Pembelajaran Kolaboratif dengan Tutor Sebaya pada Pokok Bahasan Rangkaian Seri-Paralel Hambatan Listrik. Jurnal Riset dan Kajian Pendidikan Fisika, 1 (2). Dari https://www.researchgate.net/publication/327533903_Model_Pembelajaran_Kolaboratif_dengan_Tutor_Sebaya_pada_Pokok_Bahasan_Rangkaian_Seri-Paralel_Hambatan_Listrik.

Suryani, N. 2010. Implementasi Model Pembelajaran Kolaboratif untuk Meningkatkan Keterampilan Sosial Siswa. Majalah Ilmiah Pembelajaran, 8 (2). Dari https://journal.uny.ac.id/index.php/mip/article/view/3654.

Zulfira, T., Ngadimin, & Melvina. 2016. Pengaruh Metode Pembelajaran Collaborative Learning Dipadu dengan Metode Tutor Sebaya Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Fisika, 2 (1), 170-174. Dari http://www.jim.unsyiah.ac.id/pendidikan-fisika/article/view/2229/1133.


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PENTINGNYA PENGEMBANGAN SOAL HIGH ORDER THINKING SKILLS (HOTS) DALAM PEMBELAJARAN FISIKA

Kurikulum 2013 versi 2016 yang berlaku di Indonesia saat ini meminta guru untuk melaksanakan pembelajaran yang dapat mempengaruhi siswa untu...