Pada suatu proses pembelajaran, siswa memiliki peran yang penting peranan
untuk dapat menentukan keberhasilan siswa dalam mempelajari sesuatu yang
dipelajari. dalam menentukan teknik pembelajaran yang diterapkan dalam suatu
pembelajaran harus disesuaikan dengan, materi yang akan diajarkan, kondisi, dan
sedapat mungkin teknik pembelajaran tersebut dapat meningkatkan keikutsertaan
siswa dalam kegiatan pembelajaran, sehingga dapat mencapai kompetensi yang
telah ditentukan dengan menggali potensi yang ada pada diri siswa. Adanya penggunaan
model pembelajaran yang tepat merupakan alternatif untuk mengatasi permasalahan
rendahnya hasil belajar siswa terhadap suatu materi pelajaran, khususnya materi
fisika. Adanya model pembelajaran yang tepat akan dapat meningkatkan mutu
pengajaran. Penerapan model pembelajaran harus ditinjau dari segi kecocokan,
keefisienan, dan keefektifan dengan karakteristik dari materi pelajaran dan
siswa. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan dalam suatu proses
pembelajaran, khususnya pembelajaran fisika adalah model Collaborative Learning
(Ayuna, dkk., 2015).
Berdasarkan penelitian Sumarli (2014), menunjukkan bahwa pada
pelaksanaan proses pembelajaran di kelas masih sering ditemukan banyaknya siswa
yang tidak aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal ini yang menyebabkan ilmu
yang disampaikan oleh guru tidak merata dan juga guru mengalami kesulitan dalam
melakukan penilaian kepada siswa di dalam kelas. Rendahnya hasil belajar siswa dalam
suatu proses pembelajaran diakibatkan oleh beberapa faktor, baik dari guru atau
siswa. Model Collaborative Learning bisa digunakan untuk mengembangkan cara berfikir
siswa secara berkelompok maupun individual, sehingga hasil pembelajaran siswa dapat
mengalami perubahan (Endah, dkk., 2012).
Pelaksanaan model Collaborative Learning yang dipadukan dengan
metode tutor sebaya merupakan salah satu usaha yang bisa dilakukan oleh guru dalam
memperbaharui, memperbaiki, dan membantu siswa untuk dapat memahami konsep
fisika. Melalui metode tutor sebaya diharapkan siswa dapat mengajarkan kepada
temannya dengan konsep fisika yang dipelajarinya. Model Collaborative Learning yang
dipadukan dengan metode tutor sebaya ini berdasarkan pada proses aktivitas social
dan pengembangan pengetahuan, yang mana siswa perlu untuk mempraktikkannya. Disini,
siswa bukanlah hanya pendengar dan penonton yang pasif, namun siswa disini
harus terlibat aktif dalam pembelajaran supaya ilmu yang didapat terserap
dengan lebih baik (Zulfira, dkk., 2016).
Model Collaborative Learning adalah salah satu model pembelajaran
inovatif yang berpusat pada siswa. Model Collaborative Learning ini diharapkan dapat
meningkatkan keaktifan, kreativitas siswa, dan interaksi sosial siswa pada saat
proses pembelajaran sedang berlangsung. Model Collaborative Learning didasarkan
pada asumsi-asumsi tentang proses belajar siswa sebagai berikut: (Purnamawati
& Jaya, 2016).
1.
Belajar
itu konstruktif dan aktif. Untuk dapat mempelajari bahan pembelajaran, siswa
harus ikut serta terlibat secara aktif dengan bahan pembelajaran tersebut. Siswa
perlu mengintegrasikan bahan pembelajaran dengan pengetahuan yang telah
dimiliki sebelumnya;
2.
Siswa
dari berbagai latar belakang. Setiap siswa memiliki perbedaan dalam banyak hal,
seperti latar belakang, pengalaman, gaya belajar, dan aspirasi. Perbedaan-perbedaan
itu harus diterima dan diakui dalam suatu kegiatan kerja sama dan bahkan
diperlukan dalam meningkatkan mutu pencapaian hasil belajar sisiwa dalam suatu proses
pembelajaran;
3.
Belajar
itu bergantung pada konteks. Kegiatan pembelajaran tentunya menghadapkan siswa pada
tugas atau masalah yang menantang terkait dengan konteks yang telah dikenal
siswa. Siswa akan terlibat langsung dalam menyelesaikan tugas ataupun dalam
memecahkan masalah tersebut;
4. Belajar itu bersifat sosial. Proses belajar merupakan suatu proses interaksi sosial yang mana didalamnya siswa akan membangun makna yang diterima bersama kelompoknya. Model Collaborative Learning merupakan model pembelajaran dimana setiap siswa dengan variasi yang bertingkat akan bekerja sama dalam suatu kelompok kecil dengan mengarah pada satu tujuan. Dalam kelompok ini, siswa akan saling membantu antara satu dengan yang lain. Jadi, situasi belajar kolaboratif terdapat unsur ketergantungan yang positif untuk mencapai kesuksesan.
Berikut ini
terdapat langkah-langkah dalam Collaborative Learning: (Suryani, 2010)
1.
Siswa
dalam suatu kelompok menetapkan tujuan belajar dan membagi tugasnya sendiri-sendiri.
2.
Semua
siswa dalam kelompok harus membaca, menulis, dan berdiskusi.
3.
Kelompok
kolaboratif bekerja secara bersinergi mengidentifikasi, meneliti, mendemonstrasikan,
memformulasikan, dan menganalisis jawaban-jawaban tugas atau permasalahan dalam
LKS atau permasalahan yang ditemukan sendiri.
4.
Setelah
kelompok kolaboratif menyepakati hasil dari pemecahan masalah, maka setiap siswa
menulis laporan secara mandiri dengan lengkap.
5.
Guru
menunjuk salah satu kelompok secara acak (diupayakan supaya semua kelompok
dapat giliran ke depan) untuk melakukan presentasi hasil diskusi kelompok
kolaboratif di depan kelas. Untuk siswa di kelompok lain tugasnya adalah mengamati,
membandingkan, dan mencermati hasil presentasi tersebut, kemudian menanggapi.
Kegiatan ini dilakukan kurang lebih selama 20-30 menit.
6.
Setiap
siswa dalam kelompok kolaboratif melakukan elaborasi, inferensi, dan revisi
(bila diperlukan) pada laporan yang akan dikumpulkan.
7.
Laporan
setiap siswa terhadap tugas-tugas yang telah dikumpulkan disusun perkelompok
kolaboratif.
8. Laporan siswa dikoreksi, dikomentari, dinilai, dan dikembalikan pada pertemuan berikutnya, yang selanjutnya didiskusikan dengan siswa.
Berdasakan
penelitian Ayuna, dkk. (2015), menunjukkan bahwa hasil belajar Fisika yang
diperoleh peserta didik kelas VII SMP Negeri 1 Sungguminasa setelah menggunakan
model Collaborative Learning telah berada pada kategori tinggi yang dilihat
dari skor rata-rata yang dicapai serta ketuntasan belajarnya. Jika siswa dalam
proses pembelajaran menggunakan model Collaborative Learning, siswa akan menjadi
termotivasi untuk mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal yang telah
ditetapkan. Selanjutnya, penelitian dari Zulfira, dkk. (2016), menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh hasil belajar fisika siswa dengan menggunakan model Collaborative
Learning yang dipadu dengan metode tutor sebaya terhadap hasil belajar siswa.
Model ini memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan menggunakan metode
Scientific. Berdasarkan hasil-hasil penelitian tersebut, artinya model Collaborative
Learning efektif digunakan dalam pembelajaran fisika untuk meningkatkan hasil
belajar siswa.
Daftar
Pustaka
Ayuna, Azis, A., & Khaeruddin. 2015. Penerapan Strategi
Collaborative Learning dalam Pembelajaran Fisika Terhadap Hasil Belajar Peserta
Didik Kelas VII H SMP Negeri 1 Sungguminasa. Jurnal Pendidikan Fisika
Universitas Muhammadiyah Makassar, 3 (1), 48-55. Dari https://www.neliti.com/publications/122225/penerapan-strategi-collaborative-learning-dalam-pembelajaran-fisika-terhadap-has.
Endah, Trapsilo, & Supriadi. 2012. Penerapan Model Pembelajaran
Kolaboratif dengan Media Sederhana pada Pembelajaran Fisika di SMP. 1 (2).
Dari http://journallibrary.unej.ac.id/client/en_US/default/search/asset/488.
Purnamawati, & Jaya, H. 2016. Pengembangan Model Pembelajaran
Kolaboratif Melalui Pendekatan CSCL (Computer Supported Collaborative Learning)
pada Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar. Jurnal Media Komunikasi
Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, 3 (2), 167–186. Dari https://ojs.unm.ac.id/mkpk/article/view/2609.
Sumarli, E. M. 2014. Model Pembelajaran Kolaboratif dengan Tutor
Sebaya pada Pokok Bahasan Rangkaian Seri-Paralel Hambatan Listrik. Jurnal Riset
dan Kajian Pendidikan Fisika, 1 (2). Dari https://www.researchgate.net/publication/327533903_Model_Pembelajaran_Kolaboratif_dengan_Tutor_Sebaya_pada_Pokok_Bahasan_Rangkaian_Seri-Paralel_Hambatan_Listrik.
Suryani, N. 2010. Implementasi Model Pembelajaran Kolaboratif untuk
Meningkatkan Keterampilan Sosial Siswa. Majalah Ilmiah Pembelajaran, 8 (2).
Dari https://journal.uny.ac.id/index.php/mip/article/view/3654.
Zulfira, T., Ngadimin, & Melvina. 2016. Pengaruh Metode
Pembelajaran Collaborative Learning Dipadu dengan Metode Tutor Sebaya Terhadap
Hasil Belajar Fisika Siswa. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Fisika, 2
(1), 170-174. Dari http://www.jim.unsyiah.ac.id/pendidikan-fisika/article/view/2229/1133.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar